loader image
Konsep Dasar Desain Interior

Konsep Dasar Desain Interior

Konsep Dasar Desain Interior – Interior adalah hal yang berkaitan dengan bidang kreatif beserta solusi teknis yang diterapkan pada konstruksi bangunan.

Interior juga merupakan istilah yang berhubungan dengan bagian dalam suatu bangunan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), interior berarti bagian dalam bangunan, yaitu tempat dan lain-lain atau susunan perabot, misalnya hiasan dalam bangunan.

Bagian ruangan yang termasuk interior semuanya fungsional, untuk meningkatkan kualitas hidup dan budaya penghuninya, tetapi juga memberikan kesan dari segi estetika atau keindahan. Antara lain tentang ruang, alat dan manusia sebagai pengguna. 

Untuk lebih mengenal interior, pada artikel kali ini kita akan membahas:

Elemen penting dari interior

Prinsip penting desain interior

Tips menata interior rumah Anda

Interior

Sebelum berkreasi dengan segala desain interiornya, kenali dulu elemen-elemen yang membuat ruangan menjadi satu kesatuan yang nyaman, indah dipandang dan sesuai dengan konsep dan keinginan. Berikut adalah 7 elemen utama dalam desain interior:

1. Ruang

Dalam dunia desain interior, kita memiliki kesempatan untuk memaksimalkan tiga dimensi ruang, yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Ketiga dimensi ruang ini bisa diisi atau dibiarkan kosong, tergantung apa yang ingin dicapai dari segi fungsionalitas dan desain.

Ruang dapat dibagi menjadi dua kategori: ruang positif dan negatif. Ruang positif adalah ruang yang diisi benda, sedangkan ruang negatif adalah ruang kosong (jarak antar benda bisa disebut juga ruang negatif). Menyeimbangkan kedua jenis ruang ini sangat penting agar tidak terlihat terlalu ramai atau kosong.

2. Garis

Garis horizontal, vertikal, dan dinamis dapat membantu membentuk ruang dan “menata” visi kita. Membuat garis menggunakan furnitur dan objek, serta desain struktural dalam ruang, dapat menciptakan harmoni, kontinuitas, dan kontras.

Idealnya, desainer interior menciptakan keseimbangan untuk menggabungkan berbagai jenis garis, tergantung pada keinginan dan harapan klien. Misalnya, garis horizontal pada meja dan permukaan lainnya memberikan kesan stabilitas, formalitas, dan efisiensi.

Oleh karena itu, desainer interior menekankan garis horizontal untuk membuat ruangan tampak lebih luas atau panjang, dengan fokus pada elemen penting ruangan. Namun, terlalu banyak penekanan pada garis horizontal akan membuat ruangan terlihat kusam dan membosankan. Menjawab: Yang utama adalah menjaga keseimbangan semua elemen.

Sedangkan garis vertikal yang diciptakan oleh fitur ruangan seperti jendela dan pintu masuk memberikan kesan bebas dan kokoh. Pada level fungsional, prioritas garis vertikal memberikan ilusi bahwa ruangan tampak lebih luas.

Paling sering, garis vertikal digunakan di ruang makan dan kantor. Garis vertikal harus diterapkan dengan beberapa pertimbangan agar harapan terpenuhi.

Selain itu, ada juga garis dinamis yang menunjukkan garis diagonal, zigzag, atau melengkung. Garis-garis tersebut dapat dilihat pada berbagai elemen di dalam ruangan, seperti pada tangga yang memberikan energi dan pergerakan pada struktur ruangan.

Dengan kemampuan merangsang mata, garis dinamis dapat menarik perhatian lebih lama. Namun, terlalu banyak garis dinamis dalam sebuah ruangan juga dapat mengganggu dan kehadiran garis horizontal dan vertikal mendominasi.

3. Bentuk

Yang dimaksud bentuk di sini adalah bentuk fisik dari segala sesuatu dalam ruang yang berdimensi tiga. Bentuk biasanya mencakup bentuk geometris dan alami.

Bentuk geometris biasanya terdiri dari garis dan sudut yang menonjol dan tampak buatan manusia. Sebaliknya, bentuk alam adalah bentuk organik yang diciptakan oleh alam sehingga bentuknya lebih asimetris. Bentuk dapat berupa objek terbuka atau tertutup.

Hal lain yang perlu diperhatikan dari sudut pandang adalah proporsi dan skala ruangan dibandingkan dengan benda-benda di dalamnya. Menambahkan objek dengan bentuk yang sama menciptakan harmoni dan keseimbangan, sedangkan menambahkan bentuk yang berbeda dapat membingungkan.

Ruangan terlihat lebih nyaman ketika bentuk dominan diterapkan pada benda-benda kecil di dalam ruangan.

4. Ringan

Baik alami maupun buatan, cahaya merupakan aspek yang sangat penting dari sebuah ruang. Tanpa cahaya, elemen lain tidak dapat menunjukkan potensi penuhnya.

Pencahayaan dapat dibedakan menjadi berbagai kategori, yaitu pencahayaan menurut fungsi (task lighting), pencahayaan untuk aksen (accent lighting) dan pencahayaan suasana hati (mood lighting).

Saat mempertimbangkan pencahayaan, sangat penting untuk mempertimbangkan aktivitas yang akan berlangsung di dalam ruang. Kualitas dan kuantitas benar-benar dinilai di sini. Misalnya, sebuah kantor membutuhkan pencahayaan yang terang agar staf dapat melihat dengan jelas dan jelas.

Sebaliknya, lampu ruang tamu bisa diaplikasikan dengan lebih lembut. Anda dapat memasang dimmer sehingga Anda dapat menyesuaikan cahaya di dalam ruangan jika perlu. Cahaya alami juga harus selalu diperhatikan. Penempatan pintu, jendela bahkan cermin dapat memberikan kontribusi cahaya alami di dalam rumah.

Pencahayaan tidak hanya fungsional, tetapi juga dapat mengatur suasana ruangan sekaligus menekankan warna, garis, dan tekstur. Selain itu, seorang desainer interior yang baik dapat mengenali bahwa lampu hias merupakan fitur visual yang dapat menambah nilai estetika pada sebuah desain.

5. Warna

Warna memiliki ilmu tersendiri dan merupakan salah satu elemen penting yang harus dikuasai oleh seorang desainer interior. Warna memiliki kemampuan untuk mengatur mood, menonjolkan fitur ruangan dan memberikan ilusi ruang.

Psikologi warna tidak boleh dianggap remeh dan bisa dimaksimalkan oleh desainer interior yang ahli. Warna dapat memicu ingatan dan mengubah emosi dengan merangsang respons fisik dan psikologis tubuh.

Misalnya, warna hijau dan biru memberikan kesan menyenangkan dan cocok digunakan di kamar tidur, sedangkan warna merah dapat merangsang nafsu makan sehingga lebih cocok digunakan di dapur.

Saat mempertimbangkan warna ruangan, pikirkan dulu aktivitas apa yang akan dilakukan di ruangan tersebut. Kedua, pertimbangkan cahaya alami dan buatan yang akan memengaruhi warna yang Anda pilih siang dan malam, karena cahaya dapat memengaruhi persepsi warna.

Selanjutnya, pertimbangkan ukuran ruangan. Desainer interior memilih warna yang lebih terang di ruang kecil untuk menciptakan ilusi ruang yang lebih besar. Warna gelap dapat memberi ruang besar dimensi yang kuat.

6. Tekstur

Tekstur mengacu pada permukaan sebenarnya dari suatu objek. Elemen ini sering diabaikan, padahal bisa menambah dimensi unik pada sebuah ruangan. Seperti memadukan warna dan pola, desainer interior menambahkan tekstur pada sebuah ruangan untuk meningkatkan kesan yang diberikannya.

Berbagai jenis tekstur yang dapat digabungkan adalah glossy, kasar dan halus. Tekstur dapat menambah detail dan fokus pada furnitur, aksesori, dan kain di dalam ruangan, menjadikannya menonjol. Secara umum, tekstur memberi nuansa pada sebuah ruang.

Tekstur datang dalam dua bentuk: tekstur visual dan nyata. Tekstur visual mengacu pada tekstur yang dapat dilihat mata. Dengan kata lain tekstur visual hanya dapat diperoleh dengan melihat.

Efek ini biasanya tercermin dalam pola di dalam ruangan. Tekstur aktual atau taktil dapat dilihat sekaligus disentuh dan memiliki karakteristik tiga dimensi. Misalnya sarung bantal yang lembut dan berwarna-warni.

Umumnya, jika ada sesuatu yang tidak pada tempatnya di sebuah ruangan, seorang ahli desain interior akan dapat mengatakan bahwa teksturnya kurang. Tekstur berperan untuk setiap objek di dalam ruangan, jadi sebaiknya kita menyeimbangkan tekstur ruangan dari lantai hingga langit-langit.

Penempatan setiap objek dan perbandingannya dengan tekstur objek lain juga dapat memberikan kontras pada desain akhir.